Jumat, 12 September 2014

Realitas menjawab dengan gamblang, bahwa kini umat Islam telah di kambing hitamkan oleh umat lainnya, ingattan kita menjawab ketika perpisahhan demi perpisahan selalu terjadi dikalangan umat Islam walhasil, banyak golongan-golongan baik berupa organisasi, forum maupun yang lainya saling bertumpang tindih (convergensi).
“Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.”(Qs. Al-Baqarah [2] : 120)

Perbedaan faham yang menjadikan mereka berbeda-beda, yang menghasilkan debat dan debat (debat kusir) yang menjadikan putusnya persaudaraan antar umat Islam. Seharusnya perbedaan itu menjadikan keanekaragaman bukan menimbulkan kehancuran dalam Islam. Timor Tengahpun menjadi saksi hidup akan proses hancurnya kejayaan Islam.


Saat-saat kehancuran umat Islam tiba, ketika Rasulullah SaW menemui titik kewafattannya, tatkala terjadi perbedaan pemikiran (ushulludin) siapa yang menjadi pemimpin umat ketika rasulullah wafat. Syiah dan Sunnipun saling bersih keras untuk menjadikan pemimpinnya sebagai pemimpin Rasul bukan pengantinya sebagai Nabi atau Rasul.


Siapakah yang harus bertanggung jawab atas semua kehancuran persaudaraan umat Islam ini?. Semua umat Islam bertanggung jawab atas ini semua, tetapi sesuatu yang mengharuskan untuk menjadikan Islam kembali pada satu titik atau titian Rasul yakni dari keluarga nabipun sendiri (Al-Alawiyyin) yang membawa amanah dari kakek buyutnya.


Tapi alangkah ngirisnya, ketika masih dikunjungi diantara mereka, keluarga Alawiyyin suatu perpisahhan demi perpisahhan, yang menjadikan perbedaan demi perbedaan, baik perbedaan martabat dikarenakan harta, perbedaan harkat dikarenakan kekuasaan, perbedaan suku dikarenakan poligami, padahal mereka satu nasab, yakni keturunan Rasulullah SaW sehingga makin hancurnya tali persaudaraan umat Islam kini.


Adapun Allah SwT telah memperingatkan sebelumnya seperti firmanNya,“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (Muhammad: 22-23)


Logiskah ketika perpisahhan terjadikan dikarenakan warisan (Harta), logiskah pertengkaran terjadi dikarenakan kekuasaan (Ilmu), logiskah sifat acuh tak acuh hadir dikarenakan adanya poligami? Lantas bumi dan langitpun secara serentak menjawab tak logis dan tak wajar ketika satu aliran, satu nasab, dan satu jenis terjadi kesenjangan seperti ini.


Oleh karenanya, Rasulpun mengambil alih dalam permasalahan ini ketika haji wada, “Waspadalah kamu, janganlah kamu berbalik sepeninggalku kelak seperti kaum kafir, yaitu perang saudara diantaramu”. (Hr. Muslim)


Dihadist yang lainnya, Rasulullah bersabda,”Tiada akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan”.(Muttafaq ‘alaihi). Lantas apa yang harus kita lakukan untuk memperbaikki kerusakkan persatuan umat islam kini. yaitu, tanamkan rasa kesadaran bahwa kita adalah satu aliran yakni aliran Islam, satu jenis yakni umat manusia, dan pentingnya satu nasab yakni satu saudara, harus menolong apa yang harus ditolong, memberi apa yang harus diberi, dan menerima apa yang harus diterima sehingga melekatlah rasa kesadaran akan hak dan kewajiban masing-masing sebagai makhluk tuhan.


Seandainya umat manusia selalu mencari perbedaan maka tak dapat kita pungkirri akan terjadi perang dunia, tapi bilamana manusia selalu mencari persamaan daripada perbedaan, maka akan terjadi perdamaian dunia, lantas supaya umat Islam tak dapat terkontaminasi oleh faham yang rusak, maka kembalilah kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah agar kita terlepas dari malapetaka baik didunia maupun di akhirat.

Seperti Riwayat berikut : Telah menceritakan kepada kami Yahya yang berkata telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hasan bin Ubaidillah  dari Abi Dhuha dari Zaid bin Arqam yang berkata Nabi SAW bersabda “Aku tinggalkan untuk kalian yang apabila kalian berpegang-teguh kepadanya maka kalian tidak akan sesat yaitu Kitab Allah azza wa jalla dan ItrahKu Ahlul Baitku dan keduanya tidak akan berpisah hingga kembali kepadaKu di Al Haudh [Ma’rifat Wal Tarikh Al Fasawi 1/536]
Habib Syaugi Ernesto Bin Moch Taufik Bin Yahya

Related Posts:

  • "SAKSI HIDUP" HELAAN NAFAS MENGHADIRI; PANAS TERIK MEMBAKAR KULIT; GELOMBANG PASANG SIAP DIUJUNG PINTU; MENYULURKAN TANGANNYA, PENUH RACUN; LEMPENGAN LONTARPUN TURUT MEMBANTU; BADANKU,BERTEBURAN DEBU; SENGSARA,MEMBUAT KESENGSAR… Read More
  • ISLAM DIKAMBING HITAMKAN?! Realitas menjawab dengan gamblang, bahwa kini umat Islam telah di kambing hitamkan oleh umat lainnya, ingattan kita menjawab ketika perpisahhan demi perpisahan selalu terjadi dikalangan umat Islam walhasil, banyak golongan… Read More
  • SURAT UNTUKNYA Disaat dimana setiap detik, menit & jam menjadi hal berharga dalam hal percintaan, hal untuk dicintai dan mencintai. Realitas cintapun bersemi diantaranya untuk selalu berusaha saling membaurkan rasa kasih & sa… Read More
  • CINTAI IA DALAM DIAM ??? (PART 01) Tak sanggup meminangnya? ehmm.. cukup cintai ia dalam diam?... For everyone... memang benar, bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam... karena diammu adalah salah satu bukti… Read More
  • Pray Hard-Work Hard-Trust God Aku kerja bukan semata-mata karena gaji. Aku kerja bukan semata-mata karena ingin mendapatkan penghargaan. Aku kerja bukan semata-mata karena ingin tampil beda. Aku bekerja hanya mencari kemurnian arti persaudaraan, … Read More
Comments
0 Comments

0 komentar:

Popular Posts

VISITOR BOOK

DIGITAL PLAYER

AL - QUR'AN